News Update :

Menciptakan Iklim Usaha dan Menanamkan Budaya Wirausaha

Thursday, June 27, 2013

Oleh : Rio Robby, SE
PPKL Kabupaten Bima

Di tengah krisis multidimensional yang terjadi seperti saat sekarang ini, ternyata sektor usaha kecil dan menengah (UKM) serta sektor informal justru menjadi sektor penyelamat perekonomian Indonesia. Krisis tahun 1997 telah menyebabkan kolapsnya industri-industri besar, bahkan  perekonomian Indonesia tahun 1998 sempat tumbuh minus 13% dan tingkat inflasi 77%. Pemulihan
ekonomi terus berjalan, bahkan tahun 2003 diharapkan sektor perekonomian mampu tumbuh 3,8% dan inflasi diharapkan dapat ditekan 9% per tahun.

Di sisi lain, era krisis juga telah melahirkan kesadaran baru baik masyarakat maupun pemerintah akan pentingnya sektor UKM dan menengah maupun sektor informal. Kesadaran masyarakat untuk melakukan kegiatan wirausaha/wiraswasta (berdiri atau berusaha di atas kekuatan sendiri) juga semakin meningkat. Istilah wirausaha merupakan istilah yang diterjemahkan dari entrepreneur, istilah lain entrepreneurship diterjemahkan menjadi kewirausahaan.

Untuk perkembangan usaha kecil dan menengah (UKM) idealnya memang membutuhkan peran (campur tangan) pemerintah dalam peningkatan kemampuan bersaing. Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa kemampuan di sini bukan dalam arti kemampuan untuk bersaing dengan
usaha (industri) besar, lebih pada kemampuan untuk memprediksi lingkungan usaha dan kemampuan untuk mengantisipasi kondisi lingkungan tersebut.

Peran pemerintah ini juga bukan pada pemberian modal, tetapi lebih pada membina kemampuan UKM dan membuat suatu kondisi yang mendorong kemampuan UKM dalam mengakses modal. Atau dengan kata lain, pemerintah harus membina  kemampuan UKM dalam menghitung modal optimum yang diperlukan, kemampuan menyusun suatu proposal pendanaan ke lembagalembaga pemberi modal, serta mengeluarkan kebijakan atau peraturan yang lebih memihak UKM dalam pemberian kredit.

Permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah dalam upaya pengembangan wirausaha (pengusaha UKM) yang tangguh adalah pemilihan dan penetapan strategi (program) untuk dua kondisi yang berbeda. Kondisi yang dimaksud adalah:
1. mengembangkan pengusaha yang sudah ada supaya menjadi tangguh,
2. mengembangkan wirausaha baru yang tangguh.

Biasanya yang menjadi hambatan klasik bagi munculnya UKM yang tangguh adalah sektor permodalan. Modal dalam UKM ibarat ‘darah’ yang senantiasa mengalir dan menjaga kehidupan tubuh manusia. Meskipun pada waktu sekarang sulit untuk mengukur kategori modal bagi UKM di Indonesia, jika dibandingkan dengan negara Cina pun kita masih kalah jauh. Di sana modal kerja UKM bisa mencapai miliaran rupiah yang mungkin di Indonesia masuk dalam kategori industri sedang dan besar. Di samping juga faktor lemahnya manajerial serta belum kuatnya jaringan di tingkat bawah. Lebih tepatnya UKM sering mengalami kesulitan dalam meningkatkan efisiensi usaha dan kesulitan dalam memperbaiki hasil produk. Sehingga keluhan klasik ini sering muncul dari pengusaha kecil.

Kondisi ini memang tidak dapat begitu saja menyalahkan mereka. Karena kenyataan yang muncul adalah kebijakan memberdayakan UKM melalui sektor permodalan atau manajeman operasional perusahaan malah banyak ditangkap oleh industri besar, sehingga UKM selalu keteter terus. Di tengah keteter tersebut sebenarnya UKM mempunyai banyak kelebihan dibanding dengan industri
besar.

Dinas Keperasi Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UMKM) NTB akan mengejar target lebih dari 30 ribu wirausahawan baru di tahun 2013 mendatang. Hal itu dalam upaya merealisasikan target 100 ribu wirausahawan baru sejak tahun 2009 hingga 2013. Realisasi sejak tahun 2009 hingga desember 2012 ini telah dicetak sebanyak 73.710 unit atau sekitar 73,71 persen. Penyerapan tenaga kerja pada program ini sebanyak 167.106 orang, terdiri dari 77.036 orang laki-laki dan 90.070 orang perempuan. Upaya ini terus dilakukan terutama memanfaatkan tenaga profesional Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) dan tidak dapat dipungkiri peran PPKL sangat luar biasa dalam segala lini untuk mengembangkan dan memajukan Koperasi.

Dalam rangka penciptaan dan pengembangan wirausaha yang tangguh (baik wirausaha baru maupun yang berawal dari wirausaha yang sudah ada) tidak dapat dilakukan tanpa kajian dan pertimbangan yang matang, Strategi dan program yang dijalankan tanpa kajian yang matang tidak akan memberikan hasil yang optimal. Salah satu pola penciptaan wirausaha baru yang tangguh dapat dilakukan pada tataran penciptaan iklim yang mampu menanamkan budaya wirausaha, dan pada tataran operasional salah satunya dengan pola Inkubasi Bisnis. Pola lain untuk penciptaan wirausaha baru, juga dapat dilakukan melalui pendidikan formal maupun nonformal melalui penanaman jiwa dan semangat kewirausahaan sehingga akan lahir wirausaha-wirausaha baru yang handal dan tungguh, sehingga mampu menciptakan peluang kerja baik untuk dirinya sendiri maupun masyarakat. [-rr-]
Share this Article on :

0 comments:

Post a Comment

 

© Copyright Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Bima 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.